Halaman

Kamis, 29 Mei 2014

Khotbah Minggu, 25 Mei 2014

JANGANLAH TAKUT BERBUAT BAIK
1 PETRUS 3 : 13 - 22

Ayat 13 “Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Setiap orang menginginkan hal yang baik terjadi pada dirinya. Dlm Mat 12 : 7 mengatakan : "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ada lagu batak yang berjudul DOS DO NAKKOK NA : “Molo sinuan hassang, hassang do natubu. Molo sinuan gadong, gadong do natubu. Molo sinuan na denggan sai na denggan ma na ro. Molo sinuan na roa sai na roa do na ro”. Adalah suatu yang alami terjadi. Namun sering juga terjadi ketika kita menanam padi yang biasanya menghasilkan 100 kaleng karena serangan dari atas maupun dari bawah tidak lagi menghasilkan seperti biasanya.
Ternyata hal yang baik kita tanam belum tentu diterima dengan baik ataupun dibalas dengan baik seperti kata pepatah “Air susu dibalas dengan air tuba”. Memang hidup menjalankan kebenaran di tengah-tengah dunia ini, terlebih di jaman “edan” ini bukanlah sesuatu yang mudah. Walaupun logikanya kegiatan untuk kebenaran yang dilakukan orang percaya tidak mungkin mengakibatkan penganiayaan. Namun dalam realitanya sering tidak demikian. Banyak contoh mengenai hal ini. Karena menolong orang kecelakaan lalu lintas, kemudian dijadikan sasaran pemerasan oleh pihak keluarga yang menyatakan mengambil barang-barang korban. Karena mengatakan hal yang benar dan hal yang benar itu adalah menyakitkan bagi yang menerimanya, jadi dimusuhi dan dijauhi. Karena tidak bersedia korupsi dan menerima pembagian uang korupsi dikucilkan teman-teman sekantor, bahkan dimutasi ketempat lain. Karena tidak mau mengikuti money politic dianggap bodoh.
Apakah dengan kenyataan yang demikian membuat orang Kristen enggan melakukan hal yang baik? Seharusnya tidak. Petrus mengatakan dalam ayat 14a “sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia”. Mengapa berbahagia?
1.    Dibenci atau menderita karena tidak hidup menurut cara-cara dunia memperlihatkan bahwa kita sungguh-sungguh milik Kristus.
2.    Penderitaan dipahami sebagai cobaan, sebagai sarana pembuktian akan kemurnian iman. Jikalau emas yang fana juga diuji kemurniannya dengan api, tentu terlabih lagi iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dibanding dengan emas
3.    Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat
4.    Karena pada akhirnya kita akan beroleh keselamatan.
Pada ayat 14b : Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Dengan pemahaman demikian, Petrus mengingatkan jemaat agar tidak usah takut dalam berbuat baik. Walaupun selalu ada risiko hidup yang demikian, yakni penderitaan. Tetapi takutlah kepada Tuhan dengan hidup benar, hidup selalu berbuat baik. Memang hidup di tengah-tengah dunia tidak ada orang yang lepas dari yang namanya penderitaan. Baik orang yang percaya atau pun tidak, baik orang yang hidup benar atau tidak. Jika demikian, bukankah lebih baik menderita karena berbuat baik dari pada menderita karena berbuat jahat? Demikianlah Petrus menegaskannya dalam ayat 17 : Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat. Sebab menderita oleh karena berbuat baik sebagai implkasi iman kita kepada Yesus Kristus akan berakhir kebahagiaan.
Mengapa kita harus melakukan perbuatan baik? Jawabnya : Karena Allah baik kepada kita, sehingga perbuatan baik adalah bagian dari hidup orang yang percaya. Kebaikan Allah yang spektakuler(menarik perhatian) telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Demi keselamatan manusia Ia rela mati di salibkan. Berbuat baik adalah kewajiban dan syarat mutlak adalah menerima Kristus dan dibaptis barulah memperoleh keselamatan. Pada ayat 21 : Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus. Muncul pertanyaan : bagaimana dengan orang-orang yang lahir sebelum kedatangan Kristus (yang belum dibaptis)? Dalam Pengakuan Imam Rasuli dikatakan : disalib, mati, dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut (Angkola : dilabangkon di hayu na parsilang, mate, ditanom, manuat tu banua toru). Apa yang dilakukan Kristus di kerajaan maut, pada ayat 19-20 : dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
Memahami hal ini, sangat wajar apa bila Paulus mengatakan bahwa ia orang yang “berhutang”. Paulus merasa berhutang jika belum memberitakan Injil kepada semua orang, sebagai ucapan syukur atas anugrah keselamatan yang telah diterimanya. Memberitakan Injil tentu bukan saja dengan perkataan tetapi juga melalui bagaimana kita hidup. Sebab memberitakan Injil dengan perkataan tanpa diikuti dengan hidup yang benar tidak akan membawa orang kepada pertobatan. NATO = Not Action Talk Only (Angkola : inda adong pambaenan, hum kecet sajo)
Thema kita, JANGANLAH TAKUT BERBUAT BAIK. Benar berbuat baik tidaklah mudah. Dalam berbuat baik sebagaimana dikehendaki Tuhan memang ada kalanya kita mengalami penderitaan. Dan bila itu yang terjadi, jangan lantas kita takut berbuat baik lagi, teruslah lakukan yang baik sebab Tuhan berkenan kepada orang-orang yang demikian. Jangan lupa berdoa, seperti Minggu kita hari ini ROGATE yang berarti BERDOA, Ia akan menolong kita dan memberkati kita, sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

JANGAN BENARKAN YANG BIASA ITU
TAPI

BIASAKANLAH YANG BENAR ITU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar