JANGANLAH TAKUT BERBUAT
BAIK
1 PETRUS 3 :
13 - 22
Ayat 13 “Dan
siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Setiap
orang menginginkan hal yang baik terjadi pada dirinya. Dlm Mat 12 : 7
mengatakan : "Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ada
lagu batak yang berjudul DOS DO NAKKOK NA : “Molo sinuan hassang, hassang do
natubu. Molo sinuan gadong, gadong do natubu. Molo sinuan na denggan sai na denggan
ma na ro. Molo sinuan na roa sai na roa do na ro”. Adalah suatu yang alami
terjadi. Namun sering juga terjadi ketika kita menanam padi yang biasanya
menghasilkan 100 kaleng karena serangan dari atas maupun dari bawah tidak lagi
menghasilkan seperti biasanya.
Ternyata
hal yang baik kita tanam belum tentu diterima dengan baik ataupun dibalas
dengan baik seperti kata pepatah “Air susu dibalas dengan air tuba”. Memang
hidup menjalankan kebenaran di tengah-tengah dunia ini, terlebih di jaman
“edan” ini bukanlah sesuatu yang mudah. Walaupun logikanya kegiatan untuk
kebenaran yang dilakukan orang percaya tidak mungkin mengakibatkan
penganiayaan. Namun dalam realitanya sering tidak demikian. Banyak contoh
mengenai hal ini. Karena menolong orang kecelakaan lalu lintas, kemudian
dijadikan sasaran pemerasan oleh pihak keluarga yang menyatakan mengambil
barang-barang korban. Karena mengatakan hal yang benar dan hal yang benar itu
adalah menyakitkan bagi yang menerimanya, jadi dimusuhi dan dijauhi. Karena
tidak bersedia korupsi dan menerima pembagian uang korupsi dikucilkan
teman-teman sekantor, bahkan dimutasi ketempat lain. Karena tidak mau mengikuti
money politic dianggap bodoh.
Apakah dengan kenyataan yang
demikian membuat orang Kristen enggan melakukan hal yang baik? Seharusnya
tidak. Petrus mengatakan dalam ayat 14a “sekalipun kamu harus menderita juga
karena kebenaran, kamu akan berbahagia”. Mengapa berbahagia?
1.
Dibenci
atau menderita karena tidak hidup menurut cara-cara dunia memperlihatkan
bahwa kita sungguh-sungguh milik Kristus.
2. Penderitaan
dipahami sebagai cobaan, sebagai sarana pembuktian akan kemurnian iman. Jikalau
emas yang fana juga diuji kemurniannya dengan api, tentu terlabih lagi iman kita
yang jauh lebih tinggi nilainya dibanding dengan emas
3. Sebab
mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan
mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat
jahat
4. Karena
pada akhirnya kita akan beroleh keselamatan.
Pada ayat 14b : Sebab itu janganlah kamu takuti
apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Dengan pemahaman demikian,
Petrus mengingatkan jemaat agar tidak usah takut dalam berbuat baik. Walaupun
selalu ada risiko hidup yang demikian, yakni penderitaan. Tetapi takutlah
kepada Tuhan dengan hidup benar, hidup selalu berbuat baik. Memang hidup di
tengah-tengah dunia tidak ada orang yang lepas dari yang namanya penderitaan.
Baik orang yang percaya atau pun tidak, baik orang yang hidup benar atau tidak.
Jika demikian, bukankah lebih baik menderita karena berbuat baik dari pada
menderita karena berbuat jahat? Demikianlah Petrus menegaskannya dalam ayat 17
: Sebab lebih baik
menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada
menderita karena berbuat jahat. Sebab menderita oleh karena berbuat baik
sebagai implkasi iman kita kepada Yesus Kristus akan berakhir kebahagiaan.
Mengapa kita harus melakukan perbuatan baik? Jawabnya : Karena
Allah baik kepada kita, sehingga perbuatan baik adalah bagian dari hidup orang
yang percaya. Kebaikan Allah yang spektakuler(menarik perhatian) telah
dinyatakan di dalam Yesus Kristus. Demi keselamatan manusia Ia rela mati di
salibkan. Berbuat baik adalah kewajiban dan syarat mutlak adalah menerima
Kristus dan dibaptis barulah memperoleh keselamatan. Pada ayat 21 : Juga kamu sekarang diselamatkan oleh
kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan
jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh
kebangkitan Yesus Kristus. Muncul pertanyaan : bagaimana dengan
orang-orang yang lahir sebelum kedatangan Kristus (yang belum dibaptis)? Dalam
Pengakuan Imam Rasuli dikatakan : disalib, mati, dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut (Angkola : dilabangkon
di hayu na parsilang, mate, ditanom, manuat
tu banua toru). Apa yang dilakukan Kristus di kerajaan maut, pada ayat
19-20 : dan di dalam Roh
itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,
yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah,
ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan
bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh
air bah itu.
Memahami hal ini, sangat wajar
apa bila Paulus mengatakan bahwa ia orang yang “berhutang”. Paulus merasa
berhutang jika belum memberitakan Injil kepada semua orang, sebagai ucapan
syukur atas anugrah keselamatan yang telah diterimanya. Memberitakan Injil
tentu bukan saja dengan perkataan tetapi juga melalui bagaimana kita hidup.
Sebab memberitakan Injil dengan perkataan tanpa diikuti dengan hidup yang benar
tidak akan membawa orang kepada pertobatan. NATO = Not Action Talk Only
(Angkola : inda adong pambaenan, hum kecet sajo)
Thema kita, JANGANLAH TAKUT BERBUAT BAIK. Benar berbuat baik tidaklah mudah.
Dalam berbuat baik sebagaimana dikehendaki Tuhan memang ada kalanya kita
mengalami penderitaan. Dan bila itu yang terjadi, jangan lantas kita takut
berbuat baik lagi, teruslah lakukan yang baik sebab Tuhan berkenan kepada
orang-orang yang demikian. Jangan lupa berdoa, seperti Minggu kita hari ini ROGATE yang berarti BERDOA, Ia akan menolong kita dan
memberkati kita, sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan
telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan
menentang orang-orang yang berbuat jahat."
JANGAN BENARKAN YANG BIASA ITU
TAPI
BIASAKANLAH YANG BENAR ITU